E-LEARNING
Disusun oleh:
Fandy Achmad (120534431444)
PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK
ELEKTRO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Seiring dengan berkembangnya tekhnologi
internet, banyak kelebihan yang dapat dimanfaatkan yaitu salah satunya dengan
pembelajaran berbasis internet atau e-learning. E-learning merupakan bentuk
pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam
format digital melalui teknologi internet. Sehingga sistem ini bisa dilakukan
dengan jarak jauh. Dalam pengembangan sistem e-learning ini perlu dilakukan
langkah-langhkah strategis agar prinsip pembelajaran yang merupakan tujuan
utama dapat dilaksanakan.
Melalui e-learning materi pembelajaran
dapat diakses kapan saja dan dari mana saja, disamping itu materi yang dapat
diperkaya dengan berbagai sumber belajar termasuk multimedia dengan cepat dapat
diperbaharui oleh pengajar. Oleh karena perkembangan e-learning yang relatif
masih baru, definisi dan implementasi sistem e-learning sangatlah bervariasi
dan belum ada standard yang baku.
Berdasarkan
pengamatan dari berbagai sistem pembelajaran berbasis web yang ada di Internet,
implementasi sistem e-learning bervariasi mulai dari yang sederhana yakni
sekedar kumpulan bahan pembelajaran yang ditaruh di web server dengan tambahan
forum komunikasi lewat e-mail atau milist secara terpisah sampai dengan yang terpadu
yakni berupa portal e-learning yang berisi berbagai obyek pembelajaran yang
diperkaya dengan multimedia serta dipadukan dengan sistem informasi akademik,
evaluasi, komunikasi, diskusi dan berbagai aktivitas pendidikan lainnya.
2.
Rumusan
Masalah
a) Apa
yang di maksud dengan pembelajaran dengan sistem e-learning?
b) Bagaimana
bentuk pembelajaran dengan menggunakan sistem e-learning?
c) Apa
kelebihan dan kekurangan penerapan program e-learning dalam pendidikan?
3.
Tujuan
a) Mengetahui
program e-learning yang merupakan terobosan baru dalam pendidikan.
b) Mengetahui
bentuk dan model-model pembelajaran dengan menggunakan e-learning.
c) Mengetahui
ke;lebihan dan kekurangan penerapan program e-learning dalam pendidikan.
BAB III
E-LEARNING
1.
Pengertian
E-learning
E-learning merupakan kependekan
dari electronic learning (Sohn, 2005). Salah satu definisi umum dari
e-learning diberikan oleh Gilbert & Jones (2001), yaitu: pengiriman
materi pembelajaran melalui suatu media elektronik seperti Internet,
intranet/extranet, satellite broadcast, audio/video tape, interactive TV,
CD-ROM, dan computer-based training (CBT). Definisi yang hampir sama diusulkan
juga oleh the Australian National Training Authority (2003) yakni meliputi aplikasi
dan proses yang menggunakan berbagai media elektronik seperti internet, audio/video
tape, interactive TV and CD-ROM guna mengirimkan materi pembelajaran
secara lebih fleksibel.
Karena
e-learning kepanjangan dari elektronik learning ada yang menafsirkan elearning
sebagai bentuk pembelajaran yang memanfaatkan teknologi elektronik
(radio, televisi, film, komputer, internet, dll). Jaya
Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran
dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau
internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang
menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak
jauh yang dilakukan melalui media internet. Sedangkan Dong (dalam Kamarga,
2002) mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui
perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan
kebutuhannya. Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada
penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan. Hal ini senada dengan Cambell (2002), Kamarga
(2002) yang intinya menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai
hakekat e-learning. Bahkan Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e”
atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk
segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat
teknologi elektronik internet.
Dari
beberapa definisi tentang e-learning diatas dapat disimpulkan bahwa e-learning merupakan
singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam proses
belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai
sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. E-learning dalam arti luas
bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik
secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya adalah
pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah
diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait
(pengelola e-learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini
biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada
karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan
perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang bergerak
dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum. E-learning bisa juga dilakukan
secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana
mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang
ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu
pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).
2.
Bentuk
Pembelajaran Dengan E-learning
Berdasarkan teknologi informatika
yang digunakan, e-learning kemudian dikelompokkan berdasarkan basis teknologi
sebagai berikut:
a)
Computer Based Training (CBT)
Basis utama proses belajar mengajar
ini adalah Program Komputer (Software), yang biasa dipakai untuk belajar secara
interaktif dan fleksibel. Biasanya software-software pelajaran ini berisikan
bagian-bagian multimedia, seperti Animasi dan juga bagian-bagian Tools sebagai
alat untuk menyelesaikan soal-soal latihan. Bagian multimedia biasanya
digunakan untuk menjelaskan bahan-bahan pelajaran dan menjadikannya mudah
dimengerti oleh pengguna. Dengan menggunakan Tools yg disediakan maka pengguna
mempunyai kesempatan untuk mencoba soal-soal latihan tanpa batasan jumlah dan
tingkat kesulitannya. Sistem CBT ini mulai berkembang di tahun 80-an dan masih
berkembang terus sampai sekarang. Hal ini ditunjang antara lain oleh
perkembangan sistem animasi yg kian menarik dan realistis (misalnya sistem
animasi 3 Dimensional). Selain untuk pelajar, sistem inipun digemari oleh perusahaan-perusahaan
untuk mendidik karyawannya. Namun, pada e-learning dengan konsep ini,
komunikasi yang terjadi hanya komunikasi satu arah.
b)
Web Based Training (WBT)
Sistem ini merupakan perkembangan
lanjutan dari CBT dan berbasis teknologi internet. Sehingga dengan menggunakan
konsep ini, dapat terjadi komunikasi dua (2) arah antar pengguna. Namun
lancarnya proses belajar dengan menggunakan sistem ini bergantung kepada
infrastruktur jaringan kecepatan tinggi. Namun kendala penerapan konsep ini
terletak pada kenyataan bahwa memang jaringan internet di negara kita masih
belum merata. Pada dasarnya, terdapat 3 (tiga) alternatif model kegiatan
pembelajaran yang dapat dipilih, yakni :
(1) Sepenuhnya
secara tatap muka (konvensional)
(2) Sebagian
secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan
(3) Sepenuhnya
melalui internet.
Salah satu komponen WBT yang sangat
digemari adalah video-conferencing, yaitu dimana siswa dan guru dapat langsung
mendiskusikan semua hal tanpa harus bertemu muka secara langsung. Sistem ini
berkembang pesat di negara-negara maju dan dapat dimanfaatkan sebagai alat
belajar mengajar di virtual classes ataupu virtual universities.
3.
Penerapan
E-Learning
Salah satu contoh penerapan
e-learning dalam instansi pendidikan dapat kita lihat melalui berbagai universitas
yang menyediakan fasilitas e-learning, yaitu seperti yang dimiliki oleh
Universitas Gadjah Mada. Fasilitas e-learning ini memungkinkan terjadinya
pembelajaran jarak jauh atau lebih tepatnya sistem e-course (kuliah jarak jauh)
untuk civitas academica Universitas Gadjah Mada. Sistem ini ditujukan untuk
menjembatani dosen dan mahasiswa dalam proses belajar mengajar di luar jam
kuliah.Dalam e-learningnya terdapat beberapa fasilitas bagi mahasiswa yang
tersedia seperti penyediaan bahan kuliah yang dapat diambil (download) langsung
oleh mahasiswa yang bersangkutan.
Selain fasilitas bagi mahasiswa,
tentunya e-learning ini juga sangat bermanfaat bagi tiap dosen. Yaitu setiap
dosen membuat suatu kelas pembelajaran menurut mata kuliah yang diajarkan;
meng-upload bahan kuliahnya; memberi-kan tugas tugas/soal-soal; sementara itu
mahasiswa peserta mata kuliah dapat mengikuti kuliah dimaksud dan membaca bahan
kuliah yang tersedia serta mengerjakan tugas dan soal yang telah diberikan oleh
dosen pengasuh mata kuliah masing-masing. Tentunya hal ini memudahkan kedua-duanya,
baik dosen maupun mahasiswa. Sehingga dapat dilihat, bahwa e-learning dengan
media jaringan internet menciptakan komunikasi dua arah antar pengguna.
4. &nbrp;
Strategi
E-Learning
Strategi penggunaan e-learning untuk menunjang
pelaksanaan proses belajar, diharapkan dapat meningkatkan daya serap dari
mahasiswa atas materi yang diajarkan; meningkatkan partisipasi aktif dari
mahasiswa; meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa; meningkatkan
kualitas materi pendidikan dan pelatihan, meningkatkan kemampuan menampilkan
informasi dengan perangkat teknologi informasi, dengan perangkat biasa sulit
untuk dilakukan; memperluas daya jangkau proses belajar-mengajar dengan
menggunakan jaringan komputer, tidak terbatas pada ruang dan waktu. Untuk
mencapai hal-hal tersebut di atas, dalam pengembangan suatu aplikasi e-learning
perlu diperhatikan bahwa materi yang ditampilkan harus menunjang penyampaian
informasi yang benar, tidak hanya mengutamakan sisi keindahan saja;
memperhatikan dengan seksama teknik belajar-mengajar yang digunakan;
memperhatikan teknik evaluasi kemajuan mahasiswa dan penyimpanan data kemajuan
mahasiswa.
Materi dari pendidikan dan pelatihan dapat diambil
dari sumber-sumber yang valid dan dengan teknologi e-learning, materi bahkan
dapat diproduksi berdasarkan sumber dari tenaga-tenaga ahli (experts).
Misalnya, tampilan video digital yang menampilkan seorang ahli mekanik
menunjukkan bagaimana caranya memperbaiki suatu bagian dari mesin mobil. Dengan
animasi 3 dimensi dapat ditunjukkan bagaimana cara kerja dari mesin otomotif
dua langkah.
Menurut Koswara (2006) ada beberapa strategi
pengajaran yang dapat diterapkan dengan menggunakan teknologi e-learning adalah
sebagai berikut :
a) Learning by
doing. Simulasi belajar dengan melakukan apa yang hendak dipelajari; contohnya
adalah simulator penerbangan (flight simulator), dimana seorang calon penerbang
dapat dilatih untuk melakukan penerbangan suatu pesawat tertentu seperti ia
berlatih dengan pesawat yang sesungguhnya
b) Incidental
learning. Mempelajari sesuatu secara tidak langsung. Tidak semua hal menarik
untuk dipelajari, oleh karena itu dengan strategi ini seorang mahasiswa dapat
mempelajari sesuatu melalui hal lain yang lebih menarik, dan diharapkan
informasi yang sebenarnya dapat diserap secara tidak langsung. Misalnya
mempelajari geografi dengan cara melakukan “perjalanan maya” ke daerah-daerah
wisata.
c) Learning by
reflection. Mempelajari sesuatu dengan mengembangkan ide/gagasan tentang subyek
yang hendak dipelajari. Mahasiswa didorong untuk mengembangkan suatu
ide/gagasan dengan cara memberikan informasi awal dan aplikasi akan
“mendengarkan” dan memproses masukan ide/gagasan dari mahasiswa untuk kemudian
diberikan informasi lanjutan berdasarkan masukan dari mahasiswa.
d) Case-based
learning. Mempelajari sesuatu berdasarkan kasus-kasus yang telah terjadi
mengenai subyek yang hendak dipelajari. Strategi ini tergantung kepada nara
sumber ahli dan kasus-kasus yang dapat dikumpulkan tentang materi yang hendak
dipelajari. Mahasiswa dapat mempelajari suatu materi dengan cara menyerap
informasi dari nara sumber ahli tentang kasus-kasus yang telah terjadi atas
materi tersebut.
e) Learning by
exploring. Mempelajari sesuatu dengan cara melakukan eksplorasi terhadap subyek
yang hendak dipelajari. Mahasiswa didorong untuk memahami suatu materi dengan
cara melakukan eksplorasi mandiri atas materi tersebut. Aplikasi harus
menyediakan informasi yang cukup untuk mengakomodasi eksplorasi dari mahasiswa.
Mempelajari sesuatu dengan cara menetapkan suatu sasaran yang hendak dicapai
(goal-directed learning). Mahasiswa diposisikan dalam sebagai seseorang yang
harus mencapai tujuan/sasaran dan aplikasi menyediakan fasilitas yang
diperlukan dalam melakukan hal tersebut. Mahasiswa kemudian menyusun strategi
mandiri untuk mencapai tujuan tersebut.
5.
Kelebihan
dan Kekurangan E-learning
a) Kelebihan
Pembelajaran Dengan E-Learning
Dari berbagai pengalaman dan juga
dari berbagai informasi yang tersedia di literatur, memberikan petunjuk tentang
manfaat penggunaan internet, khususnya dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh
(Elangoan, 1999: Soekartawi, 2002: Mulvihil, 1997: Utarini, 1997), antara lain
dapat disebutkan sebagai berikut :
(1) Siswa
dapat dengan mudah meng-akses mata pelajaran, tugas, serta hasil evaluasi.
(2) Tersedianya
fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah
melalui fasilitas internet secara reguler atau kapan saja kegiatan
berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan
waktu.
(3) Guru
dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur
dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai
berapa jauh bahan ajar dipelajari.
(4) Siswa
dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau
diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
(5) Bila
siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang
dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet.
(6) Baik
guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti
dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan yang lebih luas.
(7) Berubahnya
peran siswa dari biasanya pasif menjadi aktif.
(8) Relatif
lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi
atau sekolah konvensional, bagi mereka yang sibuk bekerja, bagi mereka yang
bertugas di kapal, di luar negeri, dan sebagainya.
Walaupun demikan pemanfaatan
internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak terlepas dari berbagai
kekurangan. Berbagai kritik (Bullen, 2001 ; Beam, 1997), antara lain dapat
disebutkan sebagai berikut :
(1) Kurangnya
interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar-siswa itu sendiri. Kurangnya
interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan
mengajar.
(2) Kecenderungan
mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya
aspek bisnis / komersial.
(3) Pengawasan
guru didalam sisi afektif siswa kurang terpenuhi karena kecendrungan kurangnya
interaksi siswa dan guru secara langsung disebabkan pembelajaran jarak jauh.
(4) Berubahnya
peran guru dari semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga
dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.
(5) Siswa
yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
(6) Tidak
semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan dengan
masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer).
(7) Kurangnya
mereka yang mengetahui dan memiliki keterampilan soal-soal internet.
(8) Kurangnya
penguasaan bahasa komputer.
BAB III
KESIMPULAN
E-learning merupakan singkatan
dari Elektronic
Learning, merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar
yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem
pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi. E-learning dalam arti luas bisa mencakup
pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal
maupun informal.
Kebijakan institusi pendidikan dalam memanfaatkan
teknologi internet menuju elearning perlu
kajian dan rancangan mendalam. E-learning bukan semata-mata hanya memindahkan semua pembelajaran pada internet. Hakekat
e-learning adalah proses pembelajaran
yang dituangkan melalui teknologi internet.
Disamping itu prinsip sederhana, personal, dan cepat
perlu dipertimbangkan. Untuk
menambah daya tarik dapat pula menggunakan teori games. Oleh karena itu prinsip dan komunikasi
pembelajaran perlu didesain seperti layaknya pembelajaran konvensional. Di sini perlunya pengembangan model
e-learning yang tepat sesuai
kebutuhan. Ada pendapat yang mengatakan bahwa media pembelajaran secanggih apapun tidak akan bisa menggantikan
sepenuhnya peran guru/dosen.
Penanaman nila-nilai dan sentuhan kepribadian sulit dilakukan. Di sini tantangan bagi para pengambil
kebijakan dan perancang e-learning. Oleh karena itu saya sependapat bahwa dalam
sistem pendidikan konvensional, fungsi e-learning
adalah untuk memperkaya wawasan dan pemahaman peserta didik, serta proses pembiasaan untuk melek
sumber belajar khususnya tehnologi internet.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment