MOTOR
INDUKSI
Prinsip
Kerja Motor Induksi
Motor
induksi adalah alat listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Listrik yang diubah adalah listrik 3 phasa. Motor induksi
sering juga disebut motor tidak serempak atau motor asinkron. Prinsip
kerja motor induksi lihat gambar berikut:
Ketika
tegangan phasa U masuk ke belitan stator menjadikan kutub S (south =
selatan), garis-garis gaya mahnet mengalir melalui stator, sedangkan dua kutub
lainnya adalah N (north = utara) untuk phasa V dan phasa W.
Kompas akan saling tarik-menarik dengan kutub S. Berikutnya kutub S pindah
ke phasa V, kompas berputar 120°, dilanjutkan kutub S pindah ke phasa
W, sehingga pada belitan stator timbul medan magnet putar. Buktinya kompas
akan memutar lagi menjadi 240°. Kejadian berlangsung silih berganti membentuk medan
magnet putar sehingga kompas berputar dalam satu putaran penuh, proses ini berlangsung
terus menerus. Dalam motor induksi kompas digantikan oleh rotor sangkar yang akan
berputar pada porosnya. Karena ada perbedaan putaran antara medan putar stator dengan
putaran rotor, maka disebut motor induksi tidak serempak atau motor asinkron. Susunan
belitan stator motor induksi dengan dua kutub, memiliki tiga belitan yang
masing-masing berbeda sudut 120°. Ujung belitan phasa pertama U1- U2,
belitan phasa kedua V1-V2 dan belitan phasa ketiga W1-W2.
Prinsip
kerja motor induksi dijelaskan dengan gelombang sinusoidal terbentuknya medan putar
pada stator motor induksi. Tampak stator dengan dua kutub, dapat diterangkan
dengan empat kondisi.
1. Saat sudut 0°.
Arus I1 bernilai positip dan arus I2 dan arus I3 bernilai
negatip dalam hal ini belitan V2, U1 dan W2 bertanda
silang (arus meninggalkan pembaca), dan belitan V1, U2 dan W1
bertanda titik (arus listrik menuju pembaca). Terbentuk fluk magnet pada garis
horizontal sudut 0°. Kutub S (south = selatan) dan kutub N (north
= utara).
2. Saat sudut 120°.
Arus I2 bernilai positip sedangkan arus I1 dan arus I3 bernilai
negatip, dalam hal ini belitan W2, V1, dan U2 bertanda
silang (arus meninggalkan pembaca), dan kawat W1, V2, dan U1
bertanda titik (arus menuju pembaca). Garis fluk magnit kutub S dan N
bergeser 120° dari posisi awal.
3. Saat sudut 240°.
Arus I3 bernilai positip dan I1 dan I2 bernilai negatip,
belitan U2, W1, dan V2 bertanda silang (arus meninggalkan
pembaca), dan kawat U1, W2, dan V1 bertanda titik (arus
menuju pembaca). Garis fluk magnit kutub S dan N bergeser 120°
dari posisi kedua.
4. Saat sudut 360°.
posisi ini sama dengan saat sudut 0°, di mana kutub S dan N kembali keposisi
awal sekali.
Dari keempat kondisi di
atas saat sudut 0°, 120°, 240°, dan 360°,
dapat dijelaskan terbentuknya medan putar pada stator, medan magnet putar
stator akan memotong belitan rotor. Kecepatan medan putar stator ini sering
disebut kecepatan sinkron, tidak dapat diamati dengan alat ukur tetapi dapat
dihitung secara teoritis besarnya ns =f ×120 p putaran per
menit. Rotor ditempatkan di dalam rongga stator, sehingga garis medan magnet
putar stator induksi 2 kutubBentuk gelombang sinusoida dan timbulnya medan
putar pada stator motor induksi tupai akan memotong belitan rotor.
Rotor motor induksi
adalah beberapa batang penghantar yang ujung-ujungnya dihubungsingkatkan
menyerupai sangkar tupai, maka sering disebut rotor sangkar tupai,
kejadian ini mengakibatkan pada rotor timbul induksi elektromagnetis. Medan
magnet putar dari stator saling berinteraksi dengan medan magnet rotor,
terjadilah torsi putar yang berakibat rotor berputar. Kecepatan medan
magnet putar pada stator:
ns =f
×120 p Rpm
slip =
ns – nr/ns × 100%
ns =
kecepatan sinkron medan stator (rpm)
f =
frekuensi (Hz)
nr =
kecepatan poros rotor (rpm)
slip =
selisih kecepatan stator dan rotor
Konstruksi
Motor Induksi
Konstruksi motor
induksi secara detail terdiri atas dua bagian, yaitu: bagian stator dan bagian
Rotor. Stator adalah
bagian motor yang diam terdiri: badan motor, inti stator, belitan
stator, bearing, dan terminal box. Bagian rotor adalah bagian
motor yang berputar, terdiri atas rotor sangkar, dan poros
rotor. Konstruksi motor induksi tidak ada bagian rotor yang bersentuhan
dengan bagian stator, karena dalam motor induksi tidak komutator dan sikat
arang.
Konstruksi
motor induksi lebih sederhana dibandingkan dengan motor DC, dikarenakan tidak
ada komutator dan tidak ada sikat arang. Sehingga pemeliharaan motor
induksi hanya bagian mekanik saja, dan konstruksinya yang sederhana motor
induksi sangat handal dan jarang sekali rusak secara elektrik. Bagian motor
induksi yang perlu dipelihara rutin adah pelumasan bearing, dan pemeriksaan
kekencangan baut-baut kabel pada terminal box karena kendor atau bahkan lepas
akibat pengaruh getaran secara terus-menerus.
Rumus mengitung daya
input motor induksi:
P1 =
3 · U · cos ϕ (Watt)
P1 : Daya input (Watt)
U : Tegangan (Volt)
I : Arus (Amper)
cos ϕ : Faktor kerja
No comments:
Post a Comment